Selasa, 26 Maret 2013

MENJADI SAKSI LEWAT KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Humm kadang ada beragam cara kita diingatkan akan kasihNYA yang begitu besar. Kali ini saya merasa diingatkan akan hidup saya mengenai tetap menjadi saksi maupun teladan hidup sehari-hari.

Niatnya sih mungkir mencari orang lain yang bisa menggantikan, tetapi kayaknya sudah dipilihkan bagian yang harus saya bagikan sooo selain membagi pada rekan-rekan saya, saya ingin memberkati orang lain juga melalui tulisan ini :)



MENJADI SAKSI LEWAT KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Tujuan :

  • Makris ditantang menjadi teladan lewat kehidupan sehari-hari! 
  • Mengapa sebagai makris harus bersaksi ?


Pertanyaan : Menjadi saksi, pernahkah teman-teman menyaksiakan kasih Tuhan? Melalui apa ?

  • Kesaksian 
  •   Sharing dengan teman 
  •  PI (Perkabaran Injil)

Menjadi menarik ketika hal itu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kelihatannya mudah, tetapi pada kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Saya beri waktu 30 detik berpikir apakah sudah menjadi saksi melalui kehidupan sehari ? (tidak usa diutarakan)
Ada kisah menarik dari seorang pemuda yang seperti dari nama saya. DANIEL
Daniel 1 : 1-9 , 6: 1-11
Daniel adalah salah satu anak muda pada zaman yang itu yang unggul dari yang lainya. Pada saat pembuangan itu terjadila pencobaan-pencobaan dari lingkungannya yang mungkin dapat menggugah untuk beralih dari Tuhan, tetapi daniel tetap memiliki ketetapan dalam dirinya untuk tetap selalu mengikut Tuhan (menjadi berbeda / saksi melalui hidupnya ) dilihat dari perilaku yang dia lakukan. Berikut adalah karakter dari Daniel yang menjadi kunci dalam menjadi teladan hidup , yakni:
1.      Mempunyai integritas
Daniel adalah seorang yang mempunyai prinsip yang kuat dalam hidupnya dan tidak pernah mau kompromi terhadap dosa. Dia tidak memakan makanan dan minuman raja yang disediakan baginya (Daniel 1: 8), dia menolak menyembah patung yang dibuat oleh raja Nebukadnezar (Daniel 3), dan dia juga menolak hadiah dari raja Belsyazar (Daniel 5: 17).
2.      Suka berdoa
Daniel dapat menafsirkan dan mengartikan mimpi raja Nebukadnezer karena Daniel sangat peka terhadap suara Tuhan. Tuhan memberi tahu mimpi dan arti mimpi tersebut kepada Daniel melalui doa sebelum seorang pun mengetahui mimpi tersebut. Kepekaan Daniel terhadap suara Tuhan adalah dikarenakan dia sering berdoa. Daniel berlutut, berdoa serta memuji Tuhan sebanyak tiga kali sehari (Daniel 6: 11).
3.       Setia
Daniel hidup diantara orang-orang yang menyembah patung berhala, namun dia tetap setia kepada Allah dan tidak pernah mau menyembah patung berhala tersebut. Daniel tetap berdoa sebanyak tiga kali sehari meskipun bangsa Babel dan bangsa Median menyembah berhala, bahkan dia berdoa dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh orang Median yang membuat larangan untuk menyembah ilah lain selain patung berhala.
4.      Mengenal dan mengasihi Allahnya
Daniel tetap menyempatkan diri untuk berdoa kepada Allah meskipun dia dilarang untuk menyembah Allah. Daniel mengadu kepada Allah saat pejabat-pejabat tinggi lainnya iri padanya dan hendak menjatuhkannya dari posisinya. Daniel lebih mengandalkan Allah daripada raja Darius. Daniel adalah orang yang penuh kasih dan mau mengampuni. Dia tidak pernah dendam kepada siapapun meskipun orang itu pernah menyakitinya. Sifat dan sikap Daniel yang seperti ini merupakan gambaran dari Allah yang penuh kasih kepada kita meski sering kali kita meninggalkan Allah dan berpaling kepada ilah-ilah lain dan menyakiti hati Allah.

Lalu bagaimana dengan kehidupan kita apkah kita sudah berani menjadi saksi melalui gaya hidup ini?
Setiap kita perlu menyadari pentingnya menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari, mengapa ? Karena akhir-akhir ini setiap orang memandang kebenaran merupakam sebuah hal yang relatif dimana semuanya tidak jelas antara baik dan buruk, maupun benar salah. Setiap kita mungkin merasa sudah bersaksi melalui setiap kata-kata saat sharing atau apapun itu, tetapi dari semuanya itu kita perlu membagikan pola hidup yang berbeda dimana kita sudah belajar mengenai kebenran, dimana kita juga memiliki kasih Kristus didalam diri kita. Menjadi teladan bukan persoalan dari kat-kata kita saja tetapi juga pada tindakan. Kembali pada teladan hidup yang luar biasa Yesus, Yesus banyak memberikan teladan bukan hanya melalui bentuk kata-kata pengajarannya tetapi IA langsung menunjukkanya dalam tindakknya : IA mengampuni seorang  wanita yang berdosa (apakah kita sudah mengampuni orang yang bersalah pada kita ?) IA menjadi seorang hamba dalam kisah hidupnya menunjukkan pemimpin yang gaya hidup mememntingkan orang lain (apakah kita sudah memperhatikan orang lain, atau sudahka hidup kita menjadi hamba bagi orang lain?) IA taat akan Bapa, melalui gaya hidupnya meskipun melayni orang lain tetap ada waktu dengan BAPA ( Bagaimanakah kita apakah memiliki waktu teduh yang baik?) pertanyann ini bukan buat teman-teman tetapi juga untuk saya apakah hidup kita ini sudah menjadi teladan bagi sekitar kita
Titus 2 : 6-7
Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka MENGUASAI DIRI DALAM SEGALA hal dan JADIKANLAH DIRIMU SENDIRI SUATU TELADAN DALAM BERBUAT BAIK. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.

Lalu, bagaimana caranya untuk menjadi teladan yang baik?

  • Menjadi teladan melalui perkataan. Dalam Kolose 4:6 ditulis, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” Melalui perkataan yang positif dan membangun, kita menjadi teladan yang baik bagi orang lain dan sekaligus menjadi berkat lewat perkataan kita. 
  • Menjadi teladan melalui cara hidup. “Orang benar akan hidup oleh iman" (Roma 1:17, Habakuk 2:4). Iman adalah dasar kehidupan umat percaya. Cara hidup dengan iman merupakan teladan yang baik yang dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari ketika menghadapi situasi apapun juga. 
  •  Menjadi teladan melalui cara kita mengasihi orang lain. Yoh 13:35 menulis, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Kita menjadi saksi Kristus bagi orang lain melalui kasih yang kita nyatakan dalam perbuatan nyata. Perbuatan kasih adalah teladan baik yang perlu kita lakukan karena Yesus telah terlebih dahulu mengasihi kita. 
  • Menjadi teladan melalui perbuatan iman. Abraham adalah teladan orang beriman (Roma 4:18-22). Perbuatan imannya nyata ketika ia tetap percaya dan tidak bimbang akan janji Tuhan walaupun tubuhnya sudah sangat lemah, usianya sudah sangat tua dan rahim Sara telah tertutup. Menjadi teladan iman yaitu jika kita hidup dan melakukan perbuatan iman. 
  • Menjadi teladan melalui hidup kudus. Fil 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Memiliki pikiran yang kudus adalah awal untuk kita dapat hidup dalam kekudusan, menjaga kekudusan dan menjadi contoh nyata bagi orang lain. Bukan hanya saat kita ramai-rami tetapi dalam kesendirian apakah kita tetap memiliki hidup yang kudus!
Yesus telah menjadi teladan yang baik melalui perkataan maupun perbuatan. Kita pun bisa menjadi teladan yang baik melalui perkataan, cara hidup, cara kita mengasihi orang lain, melalui perbuatan iman dan melalui hidup kudus. Jika kita melakukannya, hidup kita telah menjadi saksi Kristus yang hidup dan nyata di tengah dunia.
 

KISAH MENARIK
Di dalam hidupnya, Mahatma Gandi, tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India dengan cara damai, sering mengutip dari Khotbah di Bukit di Matius 5-7.
Seorang misionaris E. Stanley Jones bertemu dengan Gandhi dan bertanya,"Sekalipun Anda sering mengutip kata-kata Kristus, mengapa Anda kelihatannya keras menolak untuk menjadi pengikutnya?
Jawab Gandhi, "Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda."
"Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus, seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini," katanya lagi.
Kita akan mengerti mengapa Gandhi mempunyai pandangan itu jika kita melihat pada pengalamannya saat ia bekerja sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan yang menjalani sistem apartheid pada waktu itu. Sebagai seorang anak muda, Gandhi sangat tertarik dengan Kekristenan dan ia mempelajari Alkitab dan ajaran-ajaran Kristus. Dia serius mempertimbangkan untuk menjadi seorang Kristen dan mencari sebuah gereja untuk dikunjungi yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Di pagi minggu saat ia mau melangkah masuk ke gereja, seorang penerima tamu menghalang langkahnya.
"Mau ke mana kamu orang kafir?" tanya seorang pria berkulit putih padanya dengan nada yang angkuh.
Gandhi menjawab, "Saya ingin mengikuti ibadah di sini." Penatua gereja itu membentaknya dengan berkata, "Tidak ada ruang untuk orang kafir di gereja ini. Enyahlah dari sini atau saya akan meminta orang untuk melemparkan kamu keluar!"
Suatu tindakan keangkuhan dari seorang yang seharusnya mewakili Kristus menghentikan langkah seorang Gandhi untuk mempertimbangkan Kekristenan bagi dirinya, namun dia tidak dapat menyangkal kebenaran ajaran dan juga teladan hidup Kristus. Itulah yang membuatnya mengangkat hal-hal yang baik yang ditemukan di dalam ajaran dan kehidupan Kristus dan menerapnya sebagai falsafah kehidupannya.


"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."
(1 Timotius 4:12)