Humm kadang ada beragam cara kita diingatkan akan kasihNYA yang begitu besar. Kali ini saya merasa diingatkan akan hidup saya mengenai tetap menjadi saksi maupun teladan hidup sehari-hari.
Niatnya sih mungkir mencari orang lain yang bisa menggantikan, tetapi kayaknya sudah dipilihkan bagian yang harus saya bagikan sooo selain membagi pada rekan-rekan saya, saya ingin memberkati orang lain juga melalui tulisan ini :)
MENJADI SAKSI LEWAT KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Tujuan :
- Makris ditantang menjadi teladan lewat kehidupan sehari-hari!
- Mengapa sebagai makris harus bersaksi ?
Pertanyaan : Menjadi saksi, pernahkah
teman-teman menyaksiakan kasih Tuhan? Melalui apa ?
- Kesaksian
- Sharing dengan teman
- PI (Perkabaran Injil)
Menjadi menarik ketika
hal itu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kelihatannya mudah, tetapi pada
kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Saya beri waktu 30 detik berpikir
apakah sudah menjadi saksi melalui kehidupan sehari ? (tidak usa diutarakan)
Ada kisah menarik dari seorang pemuda
yang seperti dari nama saya. DANIEL
Daniel 1 : 1-9 , 6: 1-11
Daniel adalah salah satu
anak muda pada zaman yang itu yang unggul dari yang lainya. Pada saat
pembuangan itu terjadila pencobaan-pencobaan dari lingkungannya yang mungkin
dapat menggugah untuk beralih dari Tuhan, tetapi daniel tetap memiliki
ketetapan dalam dirinya untuk tetap selalu mengikut Tuhan (menjadi berbeda /
saksi melalui hidupnya ) dilihat dari perilaku yang dia lakukan. Berikut adalah
karakter dari Daniel yang menjadi kunci dalam menjadi teladan hidup , yakni:
1.
Mempunyai
integritas
Daniel adalah seorang yang mempunyai prinsip yang kuat
dalam hidupnya dan tidak pernah mau kompromi terhadap dosa. Dia tidak memakan
makanan dan minuman raja yang disediakan baginya (Daniel 1: 8), dia menolak
menyembah patung yang dibuat oleh raja Nebukadnezar (Daniel 3), dan dia juga
menolak hadiah dari raja Belsyazar (Daniel 5: 17).
2.
Suka berdoa
Daniel dapat menafsirkan dan mengartikan mimpi raja
Nebukadnezer karena Daniel sangat peka terhadap suara Tuhan. Tuhan memberi tahu
mimpi dan arti mimpi tersebut kepada Daniel melalui doa sebelum seorang pun
mengetahui mimpi tersebut. Kepekaan Daniel terhadap suara Tuhan adalah
dikarenakan dia sering berdoa. Daniel berlutut, berdoa serta memuji Tuhan
sebanyak tiga kali sehari (Daniel 6: 11).
3.
Setia
Daniel hidup diantara orang-orang yang menyembah
patung berhala, namun dia tetap setia kepada Allah dan tidak pernah mau
menyembah patung berhala tersebut. Daniel tetap berdoa sebanyak tiga kali
sehari meskipun bangsa Babel dan bangsa Median menyembah berhala, bahkan dia
berdoa dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh orang Median yang
membuat larangan untuk menyembah ilah lain selain patung berhala.
4.
Mengenal dan
mengasihi Allahnya
Daniel tetap menyempatkan diri untuk berdoa kepada
Allah meskipun dia dilarang untuk menyembah Allah. Daniel mengadu kepada Allah
saat pejabat-pejabat tinggi lainnya iri padanya dan hendak menjatuhkannya dari
posisinya. Daniel lebih mengandalkan Allah daripada raja Darius. Daniel adalah
orang yang penuh kasih dan mau mengampuni. Dia tidak pernah dendam kepada
siapapun meskipun orang itu pernah menyakitinya. Sifat dan sikap Daniel yang
seperti ini merupakan gambaran dari Allah yang penuh kasih kepada kita meski
sering kali kita meninggalkan Allah dan berpaling kepada ilah-ilah lain dan
menyakiti hati Allah.
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita
apkah kita sudah berani menjadi saksi melalui gaya hidup ini?
Setiap kita perlu menyadari
pentingnya menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari, mengapa ? Karena
akhir-akhir ini setiap orang memandang kebenaran
merupakam sebuah hal yang relatif dimana semuanya tidak jelas antara baik dan
buruk, maupun benar salah. Setiap kita mungkin merasa sudah bersaksi
melalui setiap kata-kata saat sharing atau apapun itu, tetapi dari semuanya itu
kita perlu membagikan pola hidup yang berbeda dimana kita sudah belajar mengenai kebenran, dimana kita juga memiliki
kasih Kristus didalam diri kita. Menjadi teladan bukan persoalan dari
kat-kata kita saja tetapi juga pada tindakan. Kembali pada teladan hidup yang
luar biasa Yesus, Yesus banyak memberikan teladan bukan hanya melalui bentuk
kata-kata pengajarannya tetapi IA langsung menunjukkanya dalam tindakknya : IA
mengampuni seorang wanita yang berdosa (apakah kita sudah mengampuni orang yang
bersalah pada kita ?) IA menjadi seorang hamba dalam kisah hidupnya
menunjukkan pemimpin yang gaya hidup mememntingkan orang lain (apakah kita sudah memperhatikan orang lain,
atau sudahka hidup kita menjadi hamba bagi orang lain?) IA taat akan Bapa,
melalui gaya hidupnya meskipun melayni orang lain tetap ada waktu dengan BAPA (
Bagaimanakah kita apakah memiliki waktu
teduh yang baik?) pertanyann ini bukan buat teman-teman tetapi juga untuk
saya apakah hidup kita ini sudah menjadi teladan bagi sekitar kita
Titus 2 : 6-7
Demikian juga orang-orang muda;
nasihatilah mereka supaya mereka MENGUASAI
DIRI DALAM SEGALA hal dan JADIKANLAH DIRIMU
SENDIRI SUATU TELADAN DALAM BERBUAT BAIK. Hendaklah engkau
jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.
Lalu, bagaimana caranya untuk menjadi
teladan yang baik?
- Menjadi teladan melalui perkataan. Dalam Kolose 4:6 ditulis, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” Melalui perkataan yang positif dan membangun, kita menjadi teladan yang baik bagi orang lain dan sekaligus menjadi berkat lewat perkataan kita.
- Menjadi teladan melalui cara hidup. “Orang benar akan hidup oleh iman" (Roma 1:17, Habakuk 2:4). Iman adalah dasar kehidupan umat percaya. Cara hidup dengan iman merupakan teladan yang baik yang dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari ketika menghadapi situasi apapun juga.
- Menjadi teladan melalui cara kita mengasihi orang lain. Yoh 13:35 menulis, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Kita menjadi saksi Kristus bagi orang lain melalui kasih yang kita nyatakan dalam perbuatan nyata. Perbuatan kasih adalah teladan baik yang perlu kita lakukan karena Yesus telah terlebih dahulu mengasihi kita.
- Menjadi teladan melalui perbuatan iman. Abraham adalah teladan orang beriman (Roma 4:18-22). Perbuatan imannya nyata ketika ia tetap percaya dan tidak bimbang akan janji Tuhan walaupun tubuhnya sudah sangat lemah, usianya sudah sangat tua dan rahim Sara telah tertutup. Menjadi teladan iman yaitu jika kita hidup dan melakukan perbuatan iman.
- Menjadi teladan melalui hidup kudus. Fil 4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Memiliki pikiran yang kudus adalah awal untuk kita dapat hidup dalam kekudusan, menjaga kekudusan dan menjadi contoh nyata bagi orang lain. Bukan hanya saat kita ramai-rami tetapi dalam kesendirian apakah kita tetap memiliki hidup yang kudus!
KISAH MENARIK
Di dalam hidupnya, Mahatma Gandi, tokoh yang memperjuangkan
kemerdekaan India dengan cara damai, sering mengutip dari Khotbah di Bukit di
Matius 5-7.
Seorang misionaris E. Stanley Jones bertemu
dengan Gandhi dan bertanya,"Sekalipun Anda sering mengutip kata-kata
Kristus, mengapa Anda kelihatannya keras menolak untuk menjadi pengikutnya?
Jawab Gandhi, "Saya tidak pernah menolak
Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen
Anda."
"Jika orang Kristen benar-benar hidup
menurut ajaran Kristus, seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India
sudah menjadi Kristen hari ini," katanya lagi.
Kita akan mengerti mengapa Gandhi mempunyai
pandangan itu jika kita melihat pada pengalamannya saat ia bekerja sebagai
seorang pengacara di Afrika Selatan yang menjalani sistem apartheid pada waktu
itu. Sebagai seorang anak muda, Gandhi sangat tertarik dengan Kekristenan dan
ia mempelajari Alkitab dan ajaran-ajaran Kristus. Dia serius mempertimbangkan
untuk menjadi seorang Kristen dan mencari sebuah gereja untuk dikunjungi yang
dekat dengan tempat tinggalnya.
Di pagi minggu saat ia mau melangkah masuk ke
gereja, seorang penerima tamu menghalang langkahnya.
"Mau ke mana kamu orang kafir?"
tanya seorang pria berkulit putih padanya dengan nada yang angkuh.
Gandhi menjawab, "Saya ingin mengikuti
ibadah di sini." Penatua gereja itu membentaknya dengan berkata,
"Tidak ada ruang untuk orang kafir di gereja ini. Enyahlah dari sini atau
saya akan meminta orang untuk melemparkan kamu keluar!"
Suatu tindakan keangkuhan dari seorang yang
seharusnya mewakili Kristus menghentikan langkah seorang Gandhi untuk
mempertimbangkan Kekristenan bagi dirinya, namun dia tidak dapat menyangkal
kebenaran ajaran dan juga teladan hidup Kristus. Itulah yang membuatnya
mengangkat hal-hal yang baik yang ditemukan di dalam ajaran dan kehidupan
Kristus dan menerapnya sebagai falsafah kehidupannya.
"Jangan seorangpun menganggap
engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya,
dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan
dalam kesucianmu."
(1 Timotius 4:12)