Kamis, 22 Maret 2012

IA MENAGIH JANJIKU....


Pelayanan, kata-kata ini sering sekali kita dengar. Khususnya bagi yang terlibat aktif di gereja, mulai dari Worship Leader, Singer, pemain musik, usher, petugas LCD dan lain-lain disebut dengan kata pelayan. Pelayanan menurut saya adalah bagian terindah yang Tuhan percayakan dalam hidup ini. Sebenarnya pelayanan bukan hanya menjadi singer atau hal-hal besar lainnya di gereja, tetapi dimanapun Tuhan menempatakan kita disitu ada bagian yang Ia ingin kita kerjakan.
Setelah lulus SMA, awalnya saya akan menlanjutkan study ke luar kota. Tetapi berat rasanya, kerena sudah memiliki rekan-rekan di gereja, sekolah yang begitu slaing mengenal dan mendukung satu dengan yang lain. Sayapun berdoa “Tuhan jika memang KAU menghendaki saya di malang. Saya akan melayaniMU diamanpun saya ditempatkan.” Setiap proses yang saya lalui hingga kuliah cukup berliku, hingga akhrinya Tuhan jawab saya masih boleh berkuliah di malang. Saat memulai kuliah, saya melupakan keinginan saya untuk lebih lagi dalam pelayanan. Tetapi melalui suatu wadah bernama Jubilee  saya diingatkan kembali apa yang saya janjikan dahulu. Dahulunya mengenal pelayanan gereja / mimbar, saat itu mengenal pelayanan mahasiswa merupakan hal baru dan dengan sejuta keunikannya.
Pelayanan mahasiswa, itulah hal unik yang Tuhan beri mungkin 3 tahun (2009-2012). Awalnya bingung apa yang harus dikerjakan untuk memulai pelayanan disini. Dapat dikatakan tidak mudah, menjadi “pelayan” bagi rekan-rekan makris, bagaimana mengupayakan membantu pengenalan akan Kristus dengan pembinaan yang ada. Melalui pelayanan mahasiswapun sayapun banyak mendapat hal baru yang belum dapat digereja. Ada hal yang perlu ditolong dan ada masanya menolong orang lain nantinya. Dalam pelayanan ini semuanya saling memberi dan mengisi, hingga pada akhirnya pelayanan mahasiswa dapat berdampak bagi sekitarnya dan mengubahkan!

Rabu, 14 Maret 2012

SAHABAT SELAMANYA


“Persahabatan kan kekal bila Yesus beserta, persahabatan tak kenal perasaan kecewa. Sampai waktunya tiba pulang ke rumah Bapa, waktu hidup tak panjang... Bersahabatlah!”

            Sebuah lirik yang selalu teringat jika mendengar kata persahabatan dan juga menjadi topik yang selalu mengena dan sangat saya sukai dalam menulis. Dalam lirik itu menjelaskan jika persahabatan akan kekal jika kita menyertakan Yesus didalamnya. Ada kejadian persahabatan rusak karena ketidak setiaan, kecemburuan, kecewa, atau hanya karena ingin “menumpang” eksis dan pamor. Artinya tidak tulus sekali sahabat itu, Kristus memberi teladan kasih yang tidak pernah pamrih dan selalu tulus. Tetapi kadang manusia kurang bisa mengaplikasikan dalam kehidupan yang ada. Jika dikatakan sulit, pasti! Kadang setiap orang memilki perasaan sedih, marah, cemburu, kecewa dan lain sebagainya.
            Persahabatan adalah sebuah hubungan pribadi antar dua orang, dikatakan pribadi karena akan saling mengenal setiap kepribadian dari orang yang lainnya. Sahabat adalah pelakunya, dimana seorang dan yang lain mencurahkan apa yang ada dalam dirinya untuk dalam saling mendorong. Apa saja? Dapat berupa waktu, perhatian, bahkan harta. Dengan sahabat semuanya terasa berarti dan menjadi kisah klasik yang tak terlupakan. Berbagi tawa, tangis, suka, duka, cinta dengan kata lain apa sih yang tidak bisa dibagi dengan sahabat (kata hati : Pasangan pasti tak dibagi). Kadang sahabat itu bisa lebih dari saudara mengenal hingga karakter dan sifat-sifat sahabatnya.
            Lalu apa bedanya dengan teman ? Teman umumnya hanya berjumpa tanpa ada ikatan, hanya mengenal tapi tak dalam. Hanya mengerti secara luar tapi tak secara dalam seperti kepribadian, pergumulan, sifat-sifat dan lainya. Diamanpun kita berada dapat dengan mudah menemukan teman! Mengantri beli tiket bola sudah dapat teman mengantri, demo BBM naik sudah dapat teman lain, mudah kan dapat teman. Bagaimana dengan sahabat? Apa dengan mudah kita menemukannya, baru lirik dan baru berkenalan apakah langsung dapat menceritakan semua hal padanya? Dalam 100 temanpun belum tentu kita dapat menemukan sahabat yang benar-benar tulus dan sejati mendukung kita. 2 hal utama yang ada dalam persahabatan adalah kepercayaan dan keterbukaan.
            Kepercayaan, layaknya sebuah hubungan perlu adanya saling percaya satu dengan yang lain. Jika anda tidak mempercaya sahabat anda mungkin perlu dipikirkan lagi apakah benar itu sahabat atau hanya teman. Dengan percaya kepada orang lain akan menimbulkan rasa saling memahami dan mengerti, kenapa? Karena dengan mempercayai kita juga memberikan tanggung jawab akan pengenalan diri kita kepada mereka. Bertanggung jawab atas semua cerita dan kisah kita, baik itu permasalah, curhat, kabar bahagia atau apapun. Jika tidak saling percaya maka nihil jika seorang dapat mencurahkan isi hatinya hingga bagian terburuk sekalipun tanpa ada rasa saling terikat dalam persahabatan.
            Keterbukaan, terbuka adalah kelajutan dari kepercayaan. Jika seorang sudah percaya maka ia akan mudah untuk terbuka, terbuka bukan hanya  untuk masalah yang kecil, tetapi terbuka untuk semua aspek dan menjadi saling mengenal. Memang sulit apa lagi jika memiliki kepriadian tertutup, seorang sahabat dengan keterbukaan maka dapat saling menolong untuk saling bertumbuh. Dengan terbuka apapun yang ada maka dapat saling menjaga dan mengerti kelebihan dan kekurangan agar tidak melampaui batasan. 2 hal ini adalah jembatan penemu persahabatan yang ideal. Selebihnya biar waktu yang memproses persahabatan itu, setiap hal akan membuat semakin dekat atau semakin jauh tergantung bagaimana ke-duanya menangapi.
            Indahnya persahabatan tidak akan lekang oleh waktu, jika teman dapat datang dan pergi tak begitu bagi seorang sahabat. Ibarat sebuah ukiran sangat sulit untuk membentuknya dan apa bila sudah menjadi utuh akan terlihat begitu indahnya, begitu juga ketika akan rusak sangat disayangkan jika dengan mudah rusak. Peliharalah persahabatan yang ada disekitarmu, perbanyak teman dan carilah sahabat yang akan menemani sepanjang hidupmu. Tapi jangan lupakan sahabat adalah manusia biasa yang bisa jatuh dan mengecewakan, sertakan IA dalam persahabatan itu! Tetap saling mendukung dan mendoakan, menerima setiap kekurangan dan kelebihan, dan berilah semuanya dengan tulus. Percaya atau tidak, kisah persahabatan akan selalu menjadi kisah manis untuk dikenang dan dibawa hingga akhir hidup seperti yang telah saya rasakan. GBU

“Waktu hidup tak panjang... Bersahabatlah!”

Sabtu, 10 Maret 2012

I Called you Best friend


Hari pertama mengenalnya lebih dalam di hidupku. Tak kukira akan berlanjut dari sebuah pertemanan ke tahap persahabatan yang “mungkin” saling bertumbuh dan mendorong. Pertama kali kami berjumpa di sebuah persekutuan kecil “Pendalaman Alkitab” semulanya hanya tegur sapa dan memberi senyuman. Semuanya di mulai dari 0 atau belum kenal sama sekali. Seiring berjalannya waktu kami saling mengenal lebih dalam, mulai dari di add di Facebook, SMS, perjumpaan langsung dan telpon menjadi media kami untuk akrab dan saling mengenal. 

“Hai mas model” postingan di wall facebook yang masih aku ingat. Hanya senyum dan membalas “Haduh... ga usa model2 gt”. Salah satu sapaan kami di awal pertemanan ini, dan semakin berjalannya waktu kami mendapatkan nama panggilan yang saling mengena 1 dengan yang lain. Seperti layaknya persahabatan tak luput dari masa bahagia dan masa sedih, kalau mau diurai bahagia dan sedih mana yang lebih banyak? Hemmm.... semuanya berjalan beriringan mengisi setiap kisah dalam buku kehidupan ini.

Tak kenal maka tak sayang...
Pribahasa yang unik, tetapi jika terlalu kenal jadinya terlalu sayang (menurut saya..) hingga sekarang mengenalnya, cerita apapun kami share-kan bersama, setiap tawa, sedih, bangga, kekurangan, dan kelebihan selalu mewarnai semua cerita antara kami. Hingga rasanya bila saling melihat sudah seperti berkaca dengan saudara sendiri. Tiap dukungan, peringatan, doa selalu saling bergantian melangkah bersama dalam hidup ini. Setiap kisah pasti ada ingatan yang paling tak terlupakan, apa lagi sudah kenal dan sudah “sayang”.

Kisah terburuk yang pernah terjadi dalam 2 tahun ini adalah dimana ia menghilang dan sedang puas serta “menikmati” pasangannya. Jujur rasa saat itu sedih, kecewa, dan bingung, seorang yang sudah dikenal dengan baik ternyata belom saya kenali dengan baik. Sedih melihatnya jauh dan berbeda, kecewa kenapa hal  itu bisa terjadi apa lagi kami sering saling mengingatkan, bingung apa yang bisa dilakukan untuk kembali bersama. Saat itu hanya bisa terdiam dan mempercayai “jika seorang itu senang dan nyaman dengan kita dan Tuhan percayakan untuk tumbuh bersama, pasti ada jalanya untuk kembali bersama” meski dengan berat hati mempercayainya dan mendokannya. Tuhan jawab semuanya hingga sekarang kami masih bisa bersahabat.

Kisah termanis yang pernah terjadi dalam 2 tahun ini adalah dimana suatu malam kami saling share dan disitu kami begitu saling terbuka dan memahami lebih lagi sisi lain dari kehidupan kami. Malam itu rasnya begitu “Luar Biasa” bersama seorang sahabat melepas sebuah malam yang panjang dengan cerita yang menguras kesedihan dan keterbukaan serta kesediaan menerima apa adanya lalu terus mendukung apapun yang terjadi.

Sebenarnya juga bingung kenapa sampai ada tulisan begitu panjang untuk menceritkan kisah 2 tahun persahabatan ini. Kadang sahabat lebih akrab dari saudara, kadang sahabat lebih perhatian dari kakak atau adik, kadang sahabat lebih mencintai dari pacar, kadang sahabat mengegur seperti orang tua. Tapi yang ku pahami sahabat begitu mengasihi dengan cara yang terbaik untuk sahabat terbaiknya itu.

10 Maret 2012
Awalnya aneh menentukan tanggal ini, tapi setidaknya ada momentum peringatan kebersamaan yang Tuhan beri selama tahun-tahun itu. Terima kasih untuknya dan NYA dalam setiap apapun dihidupku, 1 tahun, 2 tahun pasti Tuhan akan lanjutkan 3 tahun dan seterusnya. Amin!