“Persahabatan kan kekal
bila Yesus beserta, persahabatan tak kenal perasaan kecewa. Sampai waktunya
tiba pulang ke rumah Bapa, waktu hidup tak panjang... Bersahabatlah!”
Sebuah lirik yang selalu teringat
jika mendengar kata persahabatan dan juga menjadi topik yang selalu mengena dan
sangat saya sukai dalam menulis. Dalam lirik itu menjelaskan jika persahabatan
akan kekal jika kita menyertakan Yesus didalamnya. Ada kejadian persahabatan
rusak karena ketidak setiaan, kecemburuan, kecewa, atau hanya karena ingin
“menumpang” eksis dan pamor. Artinya tidak tulus sekali sahabat itu, Kristus
memberi teladan kasih yang tidak pernah pamrih dan selalu tulus. Tetapi kadang
manusia kurang bisa mengaplikasikan dalam kehidupan yang ada. Jika dikatakan
sulit, pasti! Kadang setiap orang memilki perasaan sedih, marah, cemburu,
kecewa dan lain sebagainya.
Persahabatan adalah sebuah hubungan
pribadi antar dua orang, dikatakan pribadi karena akan saling mengenal setiap
kepribadian dari orang yang lainnya. Sahabat adalah pelakunya, dimana seorang
dan yang lain mencurahkan apa yang ada dalam dirinya untuk dalam saling
mendorong. Apa saja? Dapat berupa waktu, perhatian, bahkan harta. Dengan
sahabat semuanya terasa berarti dan menjadi kisah klasik yang tak terlupakan.
Berbagi tawa, tangis, suka, duka, cinta dengan kata lain apa sih yang tidak
bisa dibagi dengan sahabat (kata hati : Pasangan pasti tak dibagi). Kadang sahabat
itu bisa lebih dari saudara mengenal hingga karakter dan sifat-sifat
sahabatnya.
Lalu apa bedanya dengan teman ? Teman
umumnya hanya berjumpa tanpa ada ikatan, hanya mengenal tapi tak dalam. Hanya
mengerti secara luar tapi tak secara dalam seperti kepribadian, pergumulan,
sifat-sifat dan lainya. Diamanpun kita berada dapat dengan mudah menemukan
teman! Mengantri beli tiket bola sudah dapat teman mengantri, demo BBM naik
sudah dapat teman lain, mudah kan dapat teman. Bagaimana dengan sahabat? Apa dengan
mudah kita menemukannya, baru lirik dan baru berkenalan apakah langsung dapat
menceritakan semua hal padanya? Dalam 100 temanpun belum tentu kita dapat
menemukan sahabat yang benar-benar tulus dan sejati mendukung kita. 2 hal utama
yang ada dalam persahabatan adalah kepercayaan dan keterbukaan.
Kepercayaan, layaknya sebuah
hubungan perlu adanya saling percaya satu dengan yang lain. Jika anda tidak
mempercaya sahabat anda mungkin perlu dipikirkan lagi apakah benar itu sahabat
atau hanya teman. Dengan percaya kepada orang lain akan menimbulkan rasa saling
memahami dan mengerti, kenapa? Karena dengan mempercayai kita juga memberikan
tanggung jawab akan pengenalan diri kita kepada mereka. Bertanggung jawab atas
semua cerita dan kisah kita, baik itu permasalah, curhat, kabar bahagia atau
apapun. Jika tidak saling percaya maka nihil jika seorang dapat mencurahkan isi
hatinya hingga bagian terburuk sekalipun tanpa ada rasa saling terikat dalam
persahabatan.
Keterbukaan, terbuka adalah
kelajutan dari kepercayaan. Jika seorang sudah percaya maka ia akan mudah untuk
terbuka, terbuka bukan hanya untuk
masalah yang kecil, tetapi terbuka untuk semua aspek dan menjadi saling
mengenal. Memang sulit apa lagi jika memiliki kepriadian tertutup, seorang
sahabat dengan keterbukaan maka dapat saling menolong untuk saling bertumbuh.
Dengan terbuka apapun yang ada maka dapat saling menjaga dan mengerti kelebihan
dan kekurangan agar tidak melampaui batasan. 2 hal ini adalah jembatan penemu
persahabatan yang ideal. Selebihnya biar waktu yang memproses persahabatan itu,
setiap hal akan membuat semakin dekat atau semakin jauh tergantung bagaimana
ke-duanya menangapi.
Indahnya persahabatan tidak akan
lekang oleh waktu, jika teman dapat datang dan pergi tak begitu bagi seorang
sahabat. Ibarat sebuah ukiran sangat sulit untuk membentuknya dan apa bila
sudah menjadi utuh akan terlihat begitu indahnya, begitu juga ketika akan rusak
sangat disayangkan jika dengan mudah rusak. Peliharalah persahabatan yang ada
disekitarmu, perbanyak teman dan carilah sahabat yang akan menemani sepanjang
hidupmu. Tapi jangan lupakan sahabat adalah manusia biasa yang bisa jatuh dan
mengecewakan, sertakan IA dalam persahabatan itu! Tetap saling mendukung dan
mendoakan, menerima setiap kekurangan dan kelebihan, dan berilah semuanya
dengan tulus. Percaya atau tidak, kisah persahabatan akan selalu menjadi kisah
manis untuk dikenang dan dibawa hingga akhir hidup seperti yang telah saya
rasakan. GBU
“Waktu hidup tak panjang...
Bersahabatlah!”